Kamis, 05 Januari 2012

catatan setelah membaca buku karya Dee


Dari kecil saya kurang begitu suka ketika pelajaran bahasa berlangsung, entah itu bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia. Tetep aja mood saya kurang begitu bagus. Terbukti saat kuliah saya ambil major sains. Kayaknya emang otak saya lebih timpang ke kiri dibanding otak kanan. Banyak orang yang bilang (secara tidak langsung mereka men-judge) saya kaku, kurang bisa bersosialisasi, bener-bener tipikal orang sains. Yah tak apa memang sudah jadi karakter dan sepertinya agak sulit untuk saya rubah, walaupun hampir setengah mati saya berusaha menjadi orang sosial. Tetep aja, karakter orang saintis lebih kuat. Kalau jawaban A ya harus A, ga bisa jadi B apalagi C. beda banget sama orang sosial, kadang saya suka iri. Mungkin udah takdir kali ya, atau kebiasaan yang jadi karakter. Entahlah. Alhasil ketika membuat sinopsis saya kurang bisa membedakannya dengan review.

Saya paling seneng ketika membaca buku yang bikin ngena ke hati. Kayak di buku “MADRE” saya koq lebih tertarik cerpen yang berjudul “menunggu layang-layang” di bandingkan dengan Madrenya sendiri. Saya suka karakter tokohnya, saya suka kalimat-kalimatnya, alurnya, konfliknya, klimaksnya, dan endingnya. Koq serasa gue banget (hahaha)…

Di buku supernova pun yang menyajikan cerita dalam cerita, saya suka seperti menunggu layang-layang karakter tokohnya, saya suka kalimat-kalimatnya, alurnya, konfliknya, klimaksnya, dan endingnya.


Di cerita menunggu layang-layang, tokoh utama laki-laki yaitu Chris dan cewenya starla. Keduanya bersahabat, Chris yang suka di panggil Che sama starla adalah cwo metropolitan, eksekutif muda sebagai seorang arsitek, karir platinum, reputasi emas, cwo modern yang high class, tampan dan serba teratur. Tiap pagi Chris bangun jam 5.45 ga lebih dan ga kurang, katanya matahari jam segitu lagi misterius, si aku jadi ketularan tiap pagi pasti liat matahari 5.45. trus nnyalain air panas sampe derajatnya panas n dinginnya the teratur pisan. Sarapan dengan 2 tumpuk roti panggang, segelas kopi yang di buat dari satu sendok kopi, dua sendok gula dan tiga sendok krimer (dan menurut starla ini adalah kopi banci) , trus tiap berangkat ngantor selalu muter musik yang playlistnya ia buat sendiri (kayak naik-naik ke puncak gunung, biar pas jakarta macet mengurangi penat…aneh)..dan tak lupa Chris ini single (terlalu ekstrem untuk menyebutkan jomblo).

Starla, cewe yang berprofesi sebagai design interior, pertama kenal dengan Chris waktu mereka masih sekantor dan mengerjakan proyek yang sama, akhirnya mereka berteman.

Tiap pagi Chris selalu di kegetkan dengan telpon dari starla, walaupun hanya sebatas celotehan yang berakhir gunjingan semuanya gak membuat mereka marah ataupun sakit hati. Starla sering mengatakan kalo Chris Cuma robot abad milenium, yang hanya terfokus pada pekerjaan ga pernah mikirin cinta….*bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar