Kamis, 16 Februari 2012

Apa yang Kita Harapkan Dengan Ilmu Pengetahuan

Ketika kehidupan nyata hanya mungkin terjadi melalui pengetahuan, maka mereka yang mengabaikan belajar dan mengajar dianggap telah “mati”, meskipun mereka masih hidup, karena kita diciptakan untuk belajar dan untuk mengkomunikasikan apa yang kita ketahui kepada orang lain.

Keputusan yang tepat tergantung pada pikiran dan pemikiran yang sehat. Karenanya, ilmu dan pengetahuannya dapat menerangi dan mengembangkan pikiran seseorang,namun mereka yang kekurangan dan kehilangan ilmu pengetahuan tidak dapat mencapai keputusan yang tepat dan akan selalu terkena tipuan dan kesesatan.

Manusia yang seutuhnya adalah mereka yang senantiasa terus belajar, mengajar, dan mengilhami orang lain. Sulit dianggap sebagai manusia yang seutuhnya mereka yang bodoh dan tidak memiliki keinginan untuk belajar. Dan patut dipertanyakan juga mereka yang belajar, namun tidak membawa pada pembaharuan dan pengembangan diri. Karenanya, perlu menjadi sebuah tauladan bagi orang lain, dan itu adalah manusia yang seutuhnya.

Ilmu dan pengetahuan sepatutunya dapat menyingkap pengetahuan sifat-sifat kelelakian dan kewanitaaan juga misteri penciptaan manusia. Setiap pengetahuan, meskipun ilmiah, namun tidak dikatakan sebagai pengetahuan sejati jika tidak dapat menjelaskan dan menyingkap misteri alam manusia dan keberadaan wilayah kegelapan.

Kehormatan yang diperoleh melalui pengetahuan dan ilmu akan lebih tinggi dan lebih kekal dari kehormatan yang diperoleh melalui cara lain. Hal ini berlaku untuk dua alasan: pengetahuan akan memberikan pesona bagi pemiliknya, ketika mereka mencapai dunia lain, dan meresa senang dengan apa yang didapatkan sementara di dunia ini. Selain itu, ia akan menjaga pemiliknya dari moralitas yang buruk di dunia ini dan menyebabkan mereka dapat mencapai banyak kebajikan.

Orang tua harus sesegera mungkin untuk memberikan pikiran anak-anak mereka dengan berbagai pengetahuan dan ilmu sebelum mereka terlibat dalam dunia praktis, karena jiwa yang kosong dari kebenaran dan pengetahuan merupakan tempat di mana segala macam pikiran jahat akan tumbuh dan berkembang.

Tujuan belajar adalah agar pengetahuan menjadi suatu panduan bagi hidup Anda, untuk menerangi jalan menuju kesempurnaan manusia. Setiap pengetahuan yang tidak memenuhi fungsi ini akan menjadi beban bagi peserta didik, dan setiap ilmu yang tidak langsung menuju tujuan yang luhur hanya akan menjadi tipuan belaka.

Fetullah Gulen mengatakan,
“Science is to perceive the reality of science,
Science consists in knowledge of the self;
If, then, you do not know your self,
I wonder what kind of education you have had.”

Bahasa yang bijak merupakan suatu anugrah yang tidak terbatas bagi pelajar. Mereka yang memiliki sumber seperti ini akan selalu dicari oleh orang-orang, seperti sumber air tawar, dan akan menuntun orang kepada kebaikan. Pengetahuan yang hanya terdiri dari teori-teori kosong dan tidak mengandung kebaikan, yang hanya akan membangkitkan kecurigaan dalam hati dan pikiran yang menggelapkan, adalah seperti suatu “tumpukan sampah” disekitar jiwa yang menyebabkan keputusasaan dan kebingungan.

Meskipun ilmu pengetahuan dan seluruh cabang ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi hampir semua orang, seseorang tidak mungkin mendapatkan semuanya karena faktor usia manusia dan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, pelajari dan gunakanlah ilmu yang dapat menguntungkan diri sendiri dan manusia pada umumnya. Jangan sia-siakan hidup Anda.

Ilmuwan sejati didasarkan pada studi dan penelitian tentang laporan yang benar, eksposisi benar, dan percobaan ilmiah. Akhirnya, mereka memiliki ketenangan pikiran dan dapat memecahkan masalah mereka dengan mudah. Namun, mereka yang tidak mengetahui kebenaran seperti diterjang terus menerus, karena perubahan arah tujuan dan metode, sehingga selalu diliputi dengan kekecewaan.

Orang-orang terhormat dan dihargai didasarkan pada dalamnya pengetahuan mereka. Pengetahuan tentang orang-orang yang menyebarkan gosip adalah tidak lebih dari hanya sekedar gosip dan omong kosong belaka. Di sisi lain, sungguh benar-benar berharga mereka yang menggunakan pengetahuan mereka dalam rangka untuk memahami segala hal dan peristiwa, sebagai cahaya untuk menerangi “ruang” pada titik kegelapan, dan untuk mencapai kebenaran yang paling transenden.

Jumat, 10 Februari 2012

Pengetahuan Lahir dan Pengetahuan Batin

Ajaran Samarqandi yang disampaikan secara lisan termasuk bagian penting ini :

Sarjana lahirian belajar untuk dirinya sendiri atau karena dia ingin dipandang, didengar dan dipuji.
Sang bijak batiniah belajar hanya demi pengetahuan, bukan demi dirinya sendiri.
Ketika sang bijak batiniah telah memperoleh pengetahuan, dia bisa saja menjadi seorang pekerja atau seorang guru.
Jika dia seorang guru, satu-satunya yang menjadi perhatiannya adalah mempercayakan pengetahuan itu kepada mereka yang mendapatkan keuntungan darinya dengan cara yang memberinya : bukan mereka yang akan mencoba menggunakannya untuk memperindah diri, mengesankan orang lain, atau merasa menjadi penting.
Sayangnya meskipun pemikir batiniah sejati dapat dengan mudah memahami orang-orang yang menginginkan pengetahuan untuk alasan-alasan yang tidak benar, dia tidak dapat menunjukkan kepada mereka secara langsung, karena nafs-i-ammara (wibawa-diri-keadaan) mereka begitu kuatnya menolak peranan sang bijak sehingga itu mencegah mereka untuk mendapatkan pengetahuan sejati.
Ketika pengetahuan sejati muncul, wibawa-diri lenyap. Oleh karenanya, mengapa seseorang harus merasa heran bahwa dia berjuang begitu kerasnya?
Ini disebabkan karena Sang Bijak memerintahkan kerendahhatian. Wallahu’allam bis shawab.